Kitab Pengkhotbah, adalah sebuah kitab yang mempertanyakan makna hidup dan mengeksplorasi tema-tema seperti kebijaksanaan, keadilan, dan ketaatan kepada Allah. Pasal 3:1-13 khususnya, membahas tentang waktu dan musim dalam hidup manusia.
"Maukah aku menggambarkan kepada kamu mengenai apa yang terjadi pada manusia di bawah matahari?" (Pengkhotbah 3:1a)
Penulis kitab ini memulai dengan pertanyaan retoris, mengundang kita untuk mempertimbangkan realitas hidup manusia di bawah matahari. Ini adalah pengantar untuk pemaparan tentang waktu dan musim dalam kehidupan manusia.
"A time to be born and a time to die, a time to plant and a time to uproot, a time to kill and a time to heal, a time to tear down and a time to build, a time to weep and a time to laugh, a time to mourn and a time to dance..." (Pengkhotbah 3:2-4)
Salomo menyajikan kontras antara berbagai musim dalam hidup manusia. Ada waktu-waktu yang membawa kegembiraan dan keberhasilan, sementara waktu lainnya diwarnai oleh kesedihan dan kegagalan. Ini mengingatkan kita bahwa hidup manusia adalah serangkaian musim yang berbeda-beda, dengan segala kegembiraan dan kesedihan yang datang dan pergi.
"...a time to scatter stones and a time to gather them, a time to embrace and a time to refrain from embracing, a time to search and a time to give up, a time to keep and a time to throw away..." (Pengkhotbah 3:5-6)
Selain itu, Salomo menyoroti tindakan-tindakan yang berlawanan yang dapat kita hadapi dalam hidup kita. Ada waktu untuk bertindak dan waktu untuk menahan diri. Ini menunjukkan bahwa kita harus bijaksana dalam mengenali waktu dan musim dalam hidup kita, dan bertindak sesuai dengan keadaan yang diberikan Allah.
"What do workers gain from their toil? I have seen the burden God has laid on the human race. He has made everything beautiful in its time. He has also set eternity in the human heart; yet no one can fathom what God has done from beginning to end." (Pengkhotbah 3:9-11)
Salomo merenungkan kebermaknaan hidup manusia dan upaya-upaya manusia dalam bekerja. Dia menyadari bahwa meskipun manusia bekerja keras, segala sesuatu tetap berada dalam kendali Allah. Allah telah mengatur segala sesuatu pada waktunya, dan Dia telah menanamkan keinginan akan kekekalan di dalam hati manusia. Namun, manusia tidak dapat sepenuhnya memahami rencana Allah yang agung.
"I know that there is nothing better for people than to be happy and to do good while they live. That each of them may eat and drink, and find satisfaction in all their toil—this is the gift of God." (Pengkhotbah 3:12-13)
Salomo menyimpulkan bahwa tujuan hidup manusia adalah untuk menemukan kebahagiaan dalam ketaatan kepada Allah dan melakukan kebaikan. Kita harus bersyukur atas segala berkat yang diberikan Allah kepada kita, termasuk kesenangan dalam pekerjaan kita, dan harus hidup dengan penuh kesadaran akan kebijaksanaan-Nya dalam mengatur segala sesuatu.
Dari pemaparan tersebut, kita dapat mengeksplorasi beberapa pelajaran yang dapat dipetik dari Pengkhotbah 3:1-13:
Pemahaman tentang Waktu dan Musim: Hidup manusia adalah serangkaian musim yang berbeda-beda, dengan waktu untuk kegembiraan dan waktu untuk kesedihan. Kita harus belajar menerima dan menghargai setiap musim dalam hidup kita.
Kebijaksanaan dalam Tindakan: Kita harus bijaksana dalam mengenali waktu dan musim dalam hidup kita, dan bertindak sesuai dengan keadaan yang diberikan Allah. Ini membutuhkan pengertian akan rencana Allah dan ketaatan kepada-Nya.
Berkat dari Allah: Segala sesuatu yang kita miliki, termasuk kesenangan dalam pekerjaan kita, adalah berkat dari Allah. Kita harus bersyukur dan hidup dengan penuh kesadaran akan kebaikan dan kebijaksanaan-Nya.
Ketidakmampuan Manusia: Meskipun kita berusaha memahami rencana Allah, kita tidak akan pernah sepenuhnya memahaminya. Allah adalah Sang Pencipta yang maha bijaksana, dan kita harus belajar untuk percaya kepada-Nya dalam segala hal.
Dengan merenungkan Pengkhotbah 3:1-13, kita dipanggil untuk menerima dan menghargai setiap musim dalam hidup kita, hidup dengan bijaksana sesuai dengan kehendak Allah, dan bersyukur atas segala berkat yang diberikan-Nya kepada kita. Semoga kita semua dapat hidup dengan penuh kesadaran akan kebijaksanaan dan kasih Allah dalam segala hal. Amin.
No comments:
Post a Comment