2 Samuel 7:1-11, 16, Mazmur 89: 1-4,
19-26, Roma 16: 25-27, Lukas 1: 26-38
Pengalaman iman
seseorang berbeda satu dengan yang lain karena peristiwa yang dihadapi juga berbeda.
Tetapi sekalipun demikian ada satu muara yang sama dalam kesaksian iman yaitu tunduk
dan patuh kepada Tuhan sebagai wujud kesaksian iman. Walapun konsekuensi dari
ketundukkan dan kepatuhan mengandung konsekuensi dan resiko yang berat, namun
itulah akhir dari hasil perbuatan dan pengalaman iman. Sama seperti yang dikatakan
Maria: "Sesungguhnya aku ini adalah hamba Tuhan; jadilah padaku menurut
perkataanmu itu” (Luk 1:38). Namun bukan perkara mudah untuk mengucapkan
kesaksian iman yang luarbiasa itu, dibutuhkan penyerahan diri yang total. Maria manusia biasa yang mengalami pergumulan
seperti anda. Rasa kuwatir, tidak percaya, ragu akan karya Tuhan, perasaan
ingin menolak adalah beberapa sikap yang seringkali ditunjukkan oleh manusia
yang mencoba menghindar dari pilihan Allah.
Tetapi mari kita meneladan perkataan Maria, “sesungguhnya aku ini adalah hamba Tuhan” adalah
pengakuan yang ditunggu Allah. Kamu adalah hamba Tuhan, bukan hamba uang, bukan
hamba manusia, bukan hamba iblis; tetapi
sekali lagi bahwa kamu hamba Tuhan. Kalau Tuhan memilih dan menghendaki kamu
melakukan karyaNya, yang Dia butuhkan dari kamu adalah pengakuanmu bahwa kamu
adalah hamba Tuhan. Sayangnya banyak diantara kita yang masih sulit dan kesulitan
menerima kenyataan bahwa dirinya adalah hamba Tuhan. Semua yang dilakukan dan
diucapkankan harus sesuai dengan kehendak Tuhan. Tidak boleh “sakarepe dhewe”
atau “pingin menang-menangan dhewe”, semua perlu disesuaikan dengan rencana
Allah. Kalau kamu sudah bisa mengakui dirimu bahwa kamu adalah hamba Tuhan,
maka kamu akan bisa berkata “jadilah padaku menurut perkataanmu itu.” Kalau
sudah mengakui dia adalah hamba Tuhan,maka dia akan hidup dalam ketaatan kepada
Tuhan. Itulah yang ditunjukkan oleh Maria dihadapan Malaikat yang diutus oleh
Tuhan. Maria mengambil bagian yang harus dilakukan hamba-hamba-Nya yaitu tunduk
terhadap apa yang direncanakan Allah sehingga mereka taat melakukan tugasnya.
Minggu Advent keempat mengingatkan kepada
kita semua bahwa kita adalah hamba Tuhan, orang-orang yang dipilihNya. Allah
selalu menunggu pengakuan kita. Sekaligus Allah menghendaki agar kamu mau
melakukan kehendakNya sekalipun penuh dengan tantangan dan resiko yang harus
dipikulnya.
No comments:
Post a Comment